Efek

WELCOME TO MGMP IPA GUGUS SUKARAJA SUKABUMI, BETTER EDUCATION THROUGH REFORMED MANAGEMENT AND UNIVERSAL TEACHER UPGRADING

Jumat, 03 Desember 2010

Contoh studikasus2

Saya Harus Menggema dengan Pembelajaran Mereka
Oleh: Soni Darma Jatnika, S.Pd.
Guru SMPN 5, Sumedang

Saya akan mengajar Fisika di kelas IX C SMPN 5 Sumedang, sesuai dengan RPP yang saya buat yaitu tentang gaya magnetik/gaya Lorentz.

Saya seorang guru yang sudah mengajar 17 tahun. Namun selama itu dalam proses pembelajaran belum pernah dilihat oleh banyak orang dan di rekam oleh video. Perasaan yang menghantui diri saya ketika pembelajaran akan berlangsung, bisakah saya mengendalikan mereka.

Sabtu, 25 Nopember 2006 pukul 09.00 saya melaksanakan pembelajaran di kelas IX C SMPN 5 Sumedang, saya mengajar fisika mengambil konsep pembelajaran gaya megnetik/gaya lorentz, dengan Standar Kompetensi: Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan untuk untuk memahami keterkaitannya dengan pemanfaatan teknologi dalam kehidupan sehari–hari dan Kompetensi Dasar: Mendeskripsikan gejala kemagnetan dan pemanfaatan dalam teknologi. Seminggu sebelumnya saya menyiapkan RPP dan LKS secara berkolaborasi dengan guru di MGMP dan dosen mitra dari UPI.

Pada awal pembelajaran saya mulai dengan ucapan salam kemudian menuliskan judul yang akan dibahas di papan tulis. Untuk menggali konsep awal saya mulai dengan pertanyaan “Pernahkah kamu melihat mobil mainan (Tamiya) bergerak?” Hampir semua anak menjawab pernah. Saya lanjutkan lagi pertanyaan yang kedua. Mengapa bisa bergerak, ada apa di dalamnya? beberapa orang anak menjawab Dinamo, Pak! Saya langsung membetulkan jawaban, yang tepat bukan Dinamo tetapi Motor Listrik.

Siswa dikelompokan menjadi 6 kelompok dengan masing– masing anggota 7 orang. Pembelajaran terus berjalan, setiap kelompok mengerjakan LKS dengan Judul gaya Magnetik. Interkasi siswa di kelompok tidak terlalu bagus, ada siswa yang tidak ikut berkerja tetapi cuma melihat saja, ini terjadi hampir di semua kelompok.

Ketika eksperimen dimulai, ada 4 kelompok yang alatnya tidak bekerja. Ayunan magnetik yang saya buat ketika di hubungkan dengan batu baterai tidak bergerak, padahal alat itu sudah disiapkan seminggu yang lalu dan dicoba lagi sebelum tampil 1 jam sebelumnya. Saya agak panik karena waktu tersita untuk membetulkan alat-alat itu, yang akhirnya bisa bekerja.
Saya melanjutkan pembelajaran dengan meminta semua kelompok mempresentasikan dengan cara menempelkan tabel hasil pengamatan. Kelompok yang selesai membacakan hasil kerjanya diberi penghargaan dengan tepuk tangan, siswa kelihatan senang. Ketidakpuasan terlihat di beberapa kelompok yang sudah menempelkan data tetapi tidak tampil sehubungan dengan waktu yang segera berakhir.

Proses penarikan kesimpulan tergesa-gesa, dengan tidak sabar saya pun ikut menyimpulkan agar target pembelajaran tercapai.

Saya merasakan tujuan pembelajaran saat itu baru tercapai 90% dan masih banyak kekurangan yang saya harus perbaiki:
1. saya menginginkan semua berjalan sesuai dengan RPP yang saya buat 100%.
2. saya ingin semua siwa menjawab dengan tepat pada tahap apersepsi.
3. saya menginginkan semua kelompok bisa tampil untuk presentasi.
4. saya menginginkan semua kelompok bisa menyimpulkan dengan tepat.

Saya mengakhiri pembelajaran lebih 20 menit dari waktu yang dialokasikan pada RPP. Komentar-komentar dari observer menyebutkan bahwa saya terlalu tergesa-gesa dalam menarik kesimpulan di akhir pembelajaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar