Efek

WELCOME TO MGMP IPA GUGUS SUKARAJA SUKABUMI, BETTER EDUCATION THROUGH REFORMED MANAGEMENT AND UNIVERSAL TEACHER UPGRADING

Jumat, 03 Desember 2010

Contoh studikasus4

Aku Harus Sabar Membimbing Mereka
Oleh: Soni Darma Jatnika S.Pd.
Guru SMPN 5 Sumedang


Di awal tahun pelajaran 2008/2009 saya mulai dengan tekad baru dan semangat baru, saya harus lebih baik membelajarkan mereka. Persiapan pembelajaran mulai dari SILABUS, RPP dan LKS sudah saya siapkan.
LKS yang saya persiapkan hanya membuat 2 kegiatan dan masing–masing terdiri dari 3 langkah, cukup sederhana memang.

Hari Senin, tanggal 21 Juli 2008 pukul 08.20 saya melaksanakan pembelajaran di kelas IX I yang baru pertama kali saya mengajar di kelas itu. Konsep yang saya bawakan waktu itu adalah LISTRIK STATIS, dengan Standar Kompetensi “Memahami konsep kelistrikan dan penerapan dalam kehidupan sehari–hari” dan Kompetensi Dasarnya “mendeskripsikan muatan kelistrikan untuk memahami gejala listrik statis“

Wajah anak–anak tampak tegang, mungkin di benaknya mengira seperti apa sih karakter saya itu. Saya mulai dengan pertanyaan “anak–anak apa itu listrik statis?” Anak–anak diam kemudian saya sederhanakan pertanyaannya, ketika berbicara listrik apa yang kalian bayangkan? Mulailah mereka 4 orang mengangkat tangan dan jawabannya bervariasi: Kabel, Setrum, Lampu, dan Energi. Nah kalau kita berbicara plastik, kaca, dan awan; listrik bukan? Anak–anak terdiam.

Kemudian saya melanjutkan pembelajaran, nah kerjakan LKS nya! Anak–anak saya bagi dalam 11 kelompok dengan banyaknya anggota 4 orang. Saya biarkan mereka mengerjakan LKS, saya amati kerja mereka.
Saya sangat terkejut 8 kelompok melakukan kesalahan dalam praktek, mengerjakan tanpa mengikuti prosedur yang ditetapkan (tidak membaca langkah demi langkah). Saya hampiri mereka, sudah baca LKS nya? Jawabnya, “sudah, pak!“

Silahkan diskusikan lagi dengan temanmu baca dengan teliti! Di akhir pelajaran anak mempresentasikan hasil kerjanya dan dalam menarik kesimpulan tidak terlalu sulit artinya sesuai dengan harapan indikator yang dibuat.

Ketika pelajaran sudah selesai, saya hampiri kelompok yang melakukan kesalahan dalam praktik, mengapa kalian melakukan kesalahan? Habis, Bapak tidak menjelaskan harus bagaimana kami berkerja!
Saya termenung mendengar ucapan itu? Mengapa itu terjadi? Timbul pertanyaan-pertanyaan:
1. Mengapa siswa tidak terbiasa melihat langkah–langkah pada LKS?
2. Mengapa kemampuan mengamati kurang mereka miliki untuk mengekplorasi suatu bahan ajar?
3. Atau barangkali kesalahan saya menganggap bahwa LKS ini sederhana sehingga tidak perlu saya jelaskan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar